Kisah Nyata Davit, Sang Internet Enterpreneur
http://adf.ly/1VzPT9
Meski sudah menjalankan Bisnis Offline sejak 4 tahun sebelumnya (sepatu, jaket, tas, kue kering, air minum dlm kemasan, pupuk, beras, dll), dan posisi saya masih status karyawan waktu itu, namun kebutuhan hidup anak dan istri tidak bisa terpenuhi secara layak. Belum lagi saya sedang membiayai adik bungsu sekolah SMA di Bogor waktu itu. Juga menanggung biaya hidup adik yg satu lagi karena sedang mencari pekerjaan di Bogor.. Maklum karena Ayah sudah meninggal dunia, dan saya anak lelaki paling besar di keluarga.
Pikiran saya benar-benar kacau waktu itu, Pembayaran sekolah adik sering tertunggak, saya sering dipanggil kepala sekolahnya, dalam kondisi bingung, anak saya pernah masuk rumah sakit karena menderita diare akut.
Apalagi yg namanya bisnis offline saya waktu itu mengalamai kerugian karena besarnya operasional, hutang menumpuk ke supplier, dan gaji saya yg kecil tidak mampu diandalkan. Terkadang gaji saya habis untuk memodali usaha offline dan menyicil hutang, Sementara kebutuhan anak istri tidak terpenuhi secara layak atau bisa dikatakan dalam kondisi tertekan.
Waktu itu kepala saya terasa mau pecah saja. Pikiran terasa berat sekali. Saya merasa bersalah karena dulu pada awalnya sayalah yg mengajak istri untuk membuka usaha. Lalu sekarang saya merasa orang paling bersalah pada istri. Saya merasa waktu itu menjadi suami yg gagal.
Beban hidup kami semakin terasa berat ketika saya tahu istri ternyata hamil lagi untuk anak yg kedua.
Kami sebenarnya merencanakan anak kedua sekitar 3 tahun kemudian, namun TUHAN kayaknya lebih tahu apa yg terbaik buat kami. Dia-lah yg berhak menentukan kapan anak kami lahir.
Dalam keadaan bingung dan setengah putus asa, Saya terus mencari informasi sumber penghasilan tambahan, baik dengan membaca iklan di Koran, iklan di tiang listrik pinggir jalan, iklan di stasiun kereta api, dan infromasi di internet. Pernah Saya tertarik kerja/bisnis stuffing amplop, namun tidak yakin dengan cara kerjanya. Pernah Saya mau melamar sebagai pelayan restoran, tukang cukur, dan tukang pijit refleksi. Saya pikir 3 pekerjaan tsb bisa dijalankan sampingan selain pekerjaan utama Saya di kantor.
Ternyata dalam keadaan saya berusaha keras mencari jalan keluar tersebut, Tuhan mulai menurunkan keajaibannya. Tuhan tidak tinggal diam melihat ikhtiar yg saya lakukan.
Seperti cerita Saya di awal, akhir Nopember ke Desember 2007 saya iseng-iseng mampir di warnet sepulang kerja. Padahal sudah beberapa bulan saya tidak ke warnet. Maklum kalo ke warnet saya paling ngecek email dan melihat-lihat berita.
Saya melihat email sudah menumpuk dari berbagai sumber. Namun tidak semuanya saya baca. Yang saya baca adalah informasi peluang bisnis yg dikirimkan orang-orang ke email saya.
Waktu itu saya ingat, dalam 2 tahun terakhir saya terus dikasih informasi tentang bisnis yg diajarkan suatu pusat pembelajaran internet di Indonesia (sumber ke-1). Ada orang yg secara rutin mengirimkan informasi tsb. Namun hati saya sempat menolak karena khawatir ini semacam bisnis MLM. Saya memang pernah mengikuti bisnis MLM beberapa kali, namun berhenti karena merasa kelelahan sendiri.
Lalu saya mulai mencari ide bisnis lain di google karena setahu saya google adalah tempatnya mencari sumber berita.
Dari sekian banyak hasil pencarian tentang bisnis online, mata saya tertuju pada “kalimat yg berkaitan dengan bisnis produk informasi”. Saya klik linknya, lalu saya mulai membaca halaman pertama dari website tsb. Setelah saya baca sekitar 30 menit, hati saya langsung berteriak girang. “Wah, ini dia kayaknya yg Saya cari…!”
‘Mungkin ini jalan yg diberikan Tuhan’. Saya membaca halaman depan website tsb (sumber ke-2), terlihat sangat memikat dengan disertai bukti rekening yg masuk (belakangan saya tahu kalo itulah yg namanya sales letter).
Setelah bolak-balik baca testimoni dan keterangan lainnya, malam itu juga saya daftar dan transfer biaya pendaftarannya. Waktu itu harganya masih Rp. 100.000.-.. Sementara saldo di rekening saya masih sisa seratus ribu lebih beberapa ribu rupiah. Kalo gak salah saldonya tinggal Rp. 106.000,-. Wuiih, mepet banget gitu lho…! Hii..hi…hi…
Inilah asal-mulanya saya mengenal bisnis online. Padahal saya gak punya bekal pengetahuan sama sekali sebelumnya. Hanya modal nekad yg saya andalkan untuk bisa merubah nasib keluarga.
Perjalanan panjang pun saya mulai dg menekuni bisnis online dari warnet dimalam hari. Kadang saya pulang jam 01.00 malam ketika rumah sudah terkunci. Kadang jam 02.00-03.00 WIB menjelang subuh. Istri saya sempat khawatir dan berusaha berkali-kali nelpon. Saya katakan saja ada peluang bisnis sampingan di internet. Istri tidak mudah juga percaya, karena katanya bisnis kok malem-malem. Yah, meskipun istri belum percaya dan curiga Saya sering pulang larut malam, Saya terus aja jalan…..Prinsip Saya : “Berani karena benar”, he…he…he….Saya gak kan macem-macem kok di luar meski pulang malem. Yang ada di benak Saya waktu itu adalah cari duit, cari duit, cari duit. Tentu dengan cara halal carinya….
Saya sempat menargetkan dapat Rp. 3 juta per bulan waktu itu. Namun yg saya dapatkan pada bulan pertama cuma Rp. 50.000,-. Pedih memang, karena hasil tidak seimbang dengan tenaga dan biaya yg udah dikeluarkan.
Roda hidup terus berputar. Sebulan kemudian saya mendaftar di sumber pembelajaran ke-1 untuk menghilangkan rasa penasaran. Bayarnya bulanan. Saya tidak tahu dari mana biaya kursus bulanan nanti. Namun karena cita-cita saya kuat untuk berhasil, Saya jalankan dulu saja apa yg bisa. Masalah biaya kemudian, saya serahkan saja pada pertolongan ALLAH.
Begitulah, 2 bulan saya jalankan bisnis online dalam keadaan minus. Saya terus belajar dan praktekkan ilmu yg diajarkan sumber ke-2 dan sumber ke-1. Bulan kedua saya sudah dapat Rp. 100.000,-. Bulan ketiga saya dapatkan Rp. 300.000,-.
Namun masih minus jika dikurangi operasional warnet dan biaya makan. Tapi saya mulai yakin, jika saya pantang menyerah seperti orang-orang yg sudah berhasil di bisnis online, kehidupan keluarga saya bisa berubah.
Bulan demi bulan berlalu, hingga bulan ke-5 saya baru bisa belajar membuat yg namanya website. Itu website pertama Saya yg selesai pada bulan ke-7. Perlu waktu 2 bulan bagi saya waktu itu untuk menyelesaikan sebuah website (sekarang saya jadi tahu kalo buat website dalam hitungan jam juga bisa. Paling lama 1 hari kerja). Selanjutnya Saya buat website kedua, ketiga, dst. Semua jadi lancar karena sering praktek dan banyak bertanya.
Sejak memiliki website dan mengikuti pelajaran di sumber ke-1 dan ke-2, penghasilan online saya terus meningkat. Dari 1 juta, 2 juta, 4 juta, 5 juta, 10 juta, hingga bisa menembus 20juta sebulan (semua memerlukan proses jatuh bangun, tidak instant). Memang belum terlalu besar jika dibandingkan para internet marketer lain waktu itu.
Namun saya sangat bersyukur karena saya memulainya dari sambilan sebagai karyawan. Sekarang, setelah saya keluar dari status karyawan, saya menargetkan bisa menghasilkan di atas Rp. 100 juta per bulan…Wow, ketinggian gak?? gak juga jika kita sudah tahu prospek bisnis online ke depan..!
Sejak mengenal bisnis online, saya memodifikasi seluruh mindset bisnis dengan memanfaatkan teknologi online . Dahsyatnya lagi, sejak Desember 2008 saya mengundurkan diri dari status karyawan dan 100% full jadi Pengusaha Online. Semua itu gara-gara yg namanya Bisnis Online..!
Gara-gara Bisnis Online, saya bisa menikmati udara kebebasan hidup.
Gara-gara Bisnis Online, saya bebas mengatur waktu kerja.
Gara-gara Bisnis Online, saya bebas mau jalan sama anak istri kapan saja.
Gara-gara Bisnis Online, saya bisa menyalurkan hoby olah raga jogging kapan pun waktunya.
Gara-gara Bisnis Online, saya bisa merekrut karyawan baru.
Gara-gara Bisnis Online, saya bisa mengajar orang lain.
Gara-gara Bisnis Online, saya jadi mengenal kembali Kebesaran Tuhan.
Pikiran saya benar-benar kacau waktu itu, Pembayaran sekolah adik sering tertunggak, saya sering dipanggil kepala sekolahnya, dalam kondisi bingung, anak saya pernah masuk rumah sakit karena menderita diare akut.
Apalagi yg namanya bisnis offline saya waktu itu mengalamai kerugian karena besarnya operasional, hutang menumpuk ke supplier, dan gaji saya yg kecil tidak mampu diandalkan. Terkadang gaji saya habis untuk memodali usaha offline dan menyicil hutang, Sementara kebutuhan anak istri tidak terpenuhi secara layak atau bisa dikatakan dalam kondisi tertekan.
Waktu itu kepala saya terasa mau pecah saja. Pikiran terasa berat sekali. Saya merasa bersalah karena dulu pada awalnya sayalah yg mengajak istri untuk membuka usaha. Lalu sekarang saya merasa orang paling bersalah pada istri. Saya merasa waktu itu menjadi suami yg gagal.
Beban hidup kami semakin terasa berat ketika saya tahu istri ternyata hamil lagi untuk anak yg kedua.
Kami sebenarnya merencanakan anak kedua sekitar 3 tahun kemudian, namun TUHAN kayaknya lebih tahu apa yg terbaik buat kami. Dia-lah yg berhak menentukan kapan anak kami lahir.
Dalam keadaan bingung dan setengah putus asa, Saya terus mencari informasi sumber penghasilan tambahan, baik dengan membaca iklan di Koran, iklan di tiang listrik pinggir jalan, iklan di stasiun kereta api, dan infromasi di internet. Pernah Saya tertarik kerja/bisnis stuffing amplop, namun tidak yakin dengan cara kerjanya. Pernah Saya mau melamar sebagai pelayan restoran, tukang cukur, dan tukang pijit refleksi. Saya pikir 3 pekerjaan tsb bisa dijalankan sampingan selain pekerjaan utama Saya di kantor.
Ternyata dalam keadaan saya berusaha keras mencari jalan keluar tersebut, Tuhan mulai menurunkan keajaibannya. Tuhan tidak tinggal diam melihat ikhtiar yg saya lakukan.
Seperti cerita Saya di awal, akhir Nopember ke Desember 2007 saya iseng-iseng mampir di warnet sepulang kerja. Padahal sudah beberapa bulan saya tidak ke warnet. Maklum kalo ke warnet saya paling ngecek email dan melihat-lihat berita.
Saya melihat email sudah menumpuk dari berbagai sumber. Namun tidak semuanya saya baca. Yang saya baca adalah informasi peluang bisnis yg dikirimkan orang-orang ke email saya.
Waktu itu saya ingat, dalam 2 tahun terakhir saya terus dikasih informasi tentang bisnis yg diajarkan suatu pusat pembelajaran internet di Indonesia (sumber ke-1). Ada orang yg secara rutin mengirimkan informasi tsb. Namun hati saya sempat menolak karena khawatir ini semacam bisnis MLM. Saya memang pernah mengikuti bisnis MLM beberapa kali, namun berhenti karena merasa kelelahan sendiri.
Lalu saya mulai mencari ide bisnis lain di google karena setahu saya google adalah tempatnya mencari sumber berita.
Dari sekian banyak hasil pencarian tentang bisnis online, mata saya tertuju pada “kalimat yg berkaitan dengan bisnis produk informasi”. Saya klik linknya, lalu saya mulai membaca halaman pertama dari website tsb. Setelah saya baca sekitar 30 menit, hati saya langsung berteriak girang. “Wah, ini dia kayaknya yg Saya cari…!”
‘Mungkin ini jalan yg diberikan Tuhan’. Saya membaca halaman depan website tsb (sumber ke-2), terlihat sangat memikat dengan disertai bukti rekening yg masuk (belakangan saya tahu kalo itulah yg namanya sales letter).
Setelah bolak-balik baca testimoni dan keterangan lainnya, malam itu juga saya daftar dan transfer biaya pendaftarannya. Waktu itu harganya masih Rp. 100.000.-.. Sementara saldo di rekening saya masih sisa seratus ribu lebih beberapa ribu rupiah. Kalo gak salah saldonya tinggal Rp. 106.000,-. Wuiih, mepet banget gitu lho…! Hii..hi…hi…
Inilah asal-mulanya saya mengenal bisnis online. Padahal saya gak punya bekal pengetahuan sama sekali sebelumnya. Hanya modal nekad yg saya andalkan untuk bisa merubah nasib keluarga.
Perjalanan panjang pun saya mulai dg menekuni bisnis online dari warnet dimalam hari. Kadang saya pulang jam 01.00 malam ketika rumah sudah terkunci. Kadang jam 02.00-03.00 WIB menjelang subuh. Istri saya sempat khawatir dan berusaha berkali-kali nelpon. Saya katakan saja ada peluang bisnis sampingan di internet. Istri tidak mudah juga percaya, karena katanya bisnis kok malem-malem. Yah, meskipun istri belum percaya dan curiga Saya sering pulang larut malam, Saya terus aja jalan…..Prinsip Saya : “Berani karena benar”, he…he…he….Saya gak kan macem-macem kok di luar meski pulang malem. Yang ada di benak Saya waktu itu adalah cari duit, cari duit, cari duit. Tentu dengan cara halal carinya….
Saya sempat menargetkan dapat Rp. 3 juta per bulan waktu itu. Namun yg saya dapatkan pada bulan pertama cuma Rp. 50.000,-. Pedih memang, karena hasil tidak seimbang dengan tenaga dan biaya yg udah dikeluarkan.
Roda hidup terus berputar. Sebulan kemudian saya mendaftar di sumber pembelajaran ke-1 untuk menghilangkan rasa penasaran. Bayarnya bulanan. Saya tidak tahu dari mana biaya kursus bulanan nanti. Namun karena cita-cita saya kuat untuk berhasil, Saya jalankan dulu saja apa yg bisa. Masalah biaya kemudian, saya serahkan saja pada pertolongan ALLAH.
Begitulah, 2 bulan saya jalankan bisnis online dalam keadaan minus. Saya terus belajar dan praktekkan ilmu yg diajarkan sumber ke-2 dan sumber ke-1. Bulan kedua saya sudah dapat Rp. 100.000,-. Bulan ketiga saya dapatkan Rp. 300.000,-.
Namun masih minus jika dikurangi operasional warnet dan biaya makan. Tapi saya mulai yakin, jika saya pantang menyerah seperti orang-orang yg sudah berhasil di bisnis online, kehidupan keluarga saya bisa berubah.
Bulan demi bulan berlalu, hingga bulan ke-5 saya baru bisa belajar membuat yg namanya website. Itu website pertama Saya yg selesai pada bulan ke-7. Perlu waktu 2 bulan bagi saya waktu itu untuk menyelesaikan sebuah website (sekarang saya jadi tahu kalo buat website dalam hitungan jam juga bisa. Paling lama 1 hari kerja). Selanjutnya Saya buat website kedua, ketiga, dst. Semua jadi lancar karena sering praktek dan banyak bertanya.
Sejak memiliki website dan mengikuti pelajaran di sumber ke-1 dan ke-2, penghasilan online saya terus meningkat. Dari 1 juta, 2 juta, 4 juta, 5 juta, 10 juta, hingga bisa menembus 20juta sebulan (semua memerlukan proses jatuh bangun, tidak instant). Memang belum terlalu besar jika dibandingkan para internet marketer lain waktu itu.
Namun saya sangat bersyukur karena saya memulainya dari sambilan sebagai karyawan. Sekarang, setelah saya keluar dari status karyawan, saya menargetkan bisa menghasilkan di atas Rp. 100 juta per bulan…Wow, ketinggian gak?? gak juga jika kita sudah tahu prospek bisnis online ke depan..!
Sejak mengenal bisnis online, saya memodifikasi seluruh mindset bisnis dengan memanfaatkan teknologi online . Dahsyatnya lagi, sejak Desember 2008 saya mengundurkan diri dari status karyawan dan 100% full jadi Pengusaha Online. Semua itu gara-gara yg namanya Bisnis Online..!
Gara-gara Bisnis Online, saya bisa menikmati udara kebebasan hidup.
Gara-gara Bisnis Online, saya bebas mengatur waktu kerja.
Gara-gara Bisnis Online, saya bebas mau jalan sama anak istri kapan saja.
Gara-gara Bisnis Online, saya bisa menyalurkan hoby olah raga jogging kapan pun waktunya.
Gara-gara Bisnis Online, saya bisa merekrut karyawan baru.
Gara-gara Bisnis Online, saya bisa mengajar orang lain.
Gara-gara Bisnis Online, saya jadi mengenal kembali Kebesaran Tuhan.
Ini dia ilmu yang membuat Davit sukses di bisnis online..Peluang usaha ini akan membuat anda pensiun dini (bila anda karyawan) dan mempunyai saat-saat emas bersama orang-orang yang anda kasihi..Lihat, baca, dan dapatkan ilmunya
www.ceritamotivasi1.blogspot.com
www.taspunggungcantik.com
www.coklatvalentine1.blogspot.com
www.peluangbisnisinternet1.blogspot.com
www.banksoaimat.blogspot.co.id
www.lusianarani.blogspot.co.id
www.abrahamlincolndalecarnegi.blogspot.com
www.hiasanrambutwanita.blogspot.co.id
www.taspunggungcantik.com
www.coklatvalentine1.blogspot.com
www.peluangbisnisinternet1.blogspot.com
www.banksoaimat.blogspot.co.id
www.lusianarani.blogspot.co.id
www.abrahamlincolndalecarnegi.blogspot.com
www.hiasanrambutwanita.blogspot.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar